Ala masih mencintaimu hingga detik ini, Pura. Kamu lah yang
membuat Ala jatuh cinta sedalam ini, hanya kamu. Kehilangan kamu, membuat Ala
kehilangan separuh diri Ala. Tapi Ala sadar, Ala kehilangan kamu di saat Ala
tahu bahwa kamu juga mencintai Ala. Hal itu membuat Ala bahagia, karena Ala
tahu Ala cinta terakhir kamu.
Pura, Ala tidak akan pernah melupakan kamu. Sampai kapanpun,
bahkan sampai Ala menemukan orang yang membuat Ala jatuh cinta lagi. Di saat
itu, Ala akan tetap menyimpan kamu sebagai kenangan Ala yang indah. Karena
memang kamu hal terindah buat Ala.
Pura, kamu mengajarkan Ala berbagai hal. Kamu mengajarkan Ala
untuk mencintai seseorang dengan teramat dalam. Kamu juga mengajarkan Ala
bagaimana rasanya dicintai seseorang dengan teramat dalam. Dan hal itu adalah
hal yang sangat berharga bagi Ala.
Pura, terimakasih untuk semuanya, untuk cinta yang kamu berikan
kepada Ala. Terimakasih telah menjadi seseorang yang selalu ada di saat Ala butuh
kamu. Terimakasih telah membuat Ala percaya bahwa sejatinya cinta itu memang
ada. Dan terimakasih telah membuat Ala mencintaimu.
Kamu lelaki baik yang berhasil menghancurkan pertahanan Ala. Dihadapanmu
Ala polos tanpa sehelai benangpun sehingga kamu bebas melihat diri Ala yang
sesungguhnya. Ala menyukai caramu yang membuat Ala menjadi ketergantungan
akanmu. Kamu berhasil menjadi satu-satunya orang yang membuat Ala yakin kalau
menjadi lemah itu bukanlah sebuah dosa.
Kelemahan Ala kamu peluk erat, Pura. Kamu membuat Ala yakin
bahwa percaya seutuhnya kepada manusia lain bukanlah kesalahan yang sangat
besar. Tidak, kamu tidak melulu membahagiakan Ala, di satu saat kamu membuat
Ala hancur berkeping-keping. Tapi di saat itu juga, kamulah yang berhasil
mengumpulkan kepingan itu lagi. Kamu membahagiakan Ala lalu menghancurkan Ala
kemudian membangun Ala kembali.
Di saat itu pula Ala tersadar, apapun tantangan bersamamu Ala
akan sanggup menghadapinya. Sebab kamulah rumah Ala, tidak peduli apapun yang
terjadi, kamu tetap menjadi tempat Ala pulang. Dan beruntungnya Ala, kamu juga
menganggap Ala adalah rumahmu. Ala sangat yakin, berdua kita akan menjadi rumah
yang sangat nyaman satu sama lain. Walaupun kita akan menghancurkan satu sama
lain tetapi kita akan baik-baik saja karena kita berjuang, berjuang untuk
kebahagian bersama, berjuang untuk rasa yang benar-benar besar, berjuang untuk
selalu bertahan, berjuang karena kita mencintai satu sama lain.
Ala ingat hari itu, ketika kamu menghancurkan Ala
sejadi-jadinya. Ala ingin menyerah padamu, kamupun berjuang sekuat tenaga untuk
mempertahankan kita. Saat malam menjemput, kamu tersenyum kepada Ala, di saat
itu Ala ikut tersenyum. Ala luluh karena senyumanmu, senyuman yang selalu
menenangkan Ala, senyuman yang selama ini menjadi candu Ala.
Ala
juga ingat hari itu, ketika Ala menghancurkan Pura sejadi-jadinya. Pura ingin
menyerah pada Ala, tetapi Ala berjuang sekuat tenaga untuk mempertahankan kita.
Saat malam menjemput, Ala masih tidak berhenti menangis ingin memelukmu
kembali, Ala masih tidak berhenti menangis ingin kita menjadi utuh kembali. Di saat
itu kamu memeluk Ala dengan erat.
“Jangan
menangis, aku benci melihat kamu menangis sesedih ini. Tidak ada yang boleh
menyakiti perempuanku sedalam ini, sekalipun diriku sendiri. Sayang, kita akan
baik-baik saja, Pura berjanji.” Katamu saat itu, lalu untuk yang pertama kalinya
bibirmu menyentuh bibir Ala. Lembut, rasa bibirmu. Itu adalah ciuman pertama
kita juga pertama bagi Ala maupun kamu semasa hidup kita.
Kamu
tahu itu apa artinya, sayang? Kita akan baik-baik saja, apapun yang terjadi
kita akan tetap bertahan satu sama lain. Sebab Ala yakin rasa cinta kita
melebihi apapun, bahkan melebihi dari rasa sakit yang paling sakit. Sebab Ala
juga yakin, kita adalah obat yang menyembuhkan luka yang dapat kita timbulkan. Sekali
lagi, kita akan selalu baik-baik saja, karena rasa cinta kita berada di urutan
paling atas di masing-masing hidup kita.
Tapi,
terkadang kenyataan tak selalu indah, bukan? Walaupun kita akan tetap bersama
walaupun banyak tantangan di depan, tetap saja pada akhirnya kita akan
meninggalkan satu sama lain cepat atau lambat. Dan kamu meninggalkan Ala
duluan, perempuan jahat itu yang membuat Ala kehilangan kamu. Ditinggalkan kamu
adalah hal yang paling menyakitkan sehingga Ala tidak dapat merasakan apa-apa
lagi, Ala berubah menjadi mayat hidup. Pura, tanpamu Ala mati.
Butuh
waktu yang lama untuk Ala sembuh. Butuh waktu yang lama untuk Ala bisa
melepaskan kepergian kamu. Butuh waktu yang lama untuk Ala benar-benar menerima
fakta bahwa Ala sendiri di sini. Butuh waktu yang lama agar Ala bisa mengikhlaskan itu
semua.
Namun,
pada akhirnya Ala tahu, Ala tidak bisa terus-terusan seperti ini karena kamupun
pasti sedih melihat Ala seperti ini. Ala bangkit kembali untuk kamu, untuk
kita. Ala akan merawat tempat tinggalmu yang baru. Ala akan menjadi seseorang
yang kamu cintai lagi.
“Berbahagialah,
karena bahagiamu adalah bahagiaku.” Itu kata terakhir kamu sebelum kamu menjadi
abu dan hilang diterbangkan angin. Dan itu adalah hal yang harus Ala wujudkan,
karena Ala mencintaimu, mencintai kita. Ala akan mencoba mencari kebahagiaan
Ala lagi dengan kamu yang selalu berada di ruang paling dalam di hati Ala.
Terimakasih
Pura, berbahagia di sana ya. Ala mencintaimu teramat dalam.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusYou have been deleted your comment, but i saw it in my gmail's. Thankyou for reading, First Last!
BalasHapus