Hero

Saya menyukai film. Sama halnya saya menyukai green tea. Sama halnya juga menyukai buku. Dan sama halnya juga dengan menyukai kamu.

Baru akhir ini saya menyadari akan hal ini. Entah saya terlalu terlarut diemosi film sampai-sampai tidak memikirkan pertanyaan yang seharusnya ada. Entah juga saya yang baru menyukai sesuatu tanpa melihat luarnya saja. Tapi saya senang karena menyadari sebelum semakin banyak hal yang saya abaikan artinya.


Film yang membuat banyak pertanyaan muncul di permukaan adalah Pacific Rim. 5/5 stars. Film ini menceritakan mengenai serangan Kaiju terhadap dunia. Dan pengorbanan Jeager untuk mengahancurkan Kaiju.

Kaiju merupakan monster yang timbul di retakan Samudra Pasifik. Jeager adalah robot besar yang di dalamnya terdapat 2 manusia. Kehebatan Jeager ditentukan oleh kehebatan manusia-sebagai-pilotnya. Tentu saja pilot Jaeger merupakan hero di film tersebut. Dan ngomong-ngomong Raleigh gantengnya kelebihan batas disana.

Hero? Pahlawan? Saya iri kepada mereka yang rela berkorban untuk orang-orang yang tidak ada hubungan darah dengannya. Saya iri kepada mereka yang mempunyai tekad besar untuk menyelamatkan dunia.

Tetapi, apakah dunia adil saat mereka mengemban semua beban berat di pundaknya untuk menyelamatkan dunia? Apakah adil mereka harus mempertaruhkan nyawa demi kita yang tak ada hubungan dengannya? Apakah adil saat mereka sekuat tenaga berusaha sedangkan kita ketakutan di ruang bawah tanah? Apakah adil saat mereka menerima semua resiko paling berat sedangkan kita hanya bersembunyi dan berharap kepada mereka?

Saya rasa dunia tak adil saat itu. Kenapa mereka harus berkorban sedemikian rupa demi dunia yang belum mereka kenal baik? Kenapa harus mereka yang menanggung semua itu? Kenapa dunia harus menaruh beban itu dipundaknya? Saya rasa tidak ada satu manusia pun yang berharap berhadapan langsung dengan monster.

Mungkin ini tak logis. Menyampaikan banyak pertanyaan sedangkan yang dipertanyakan adalah sebuah fiksi. Tapi bukankah semua hal mempunyai hak untuk dipertanyakan? Walaupun terkadangan pertanyaan itu menguap tak berbekas.

Karena bagi saya, sesuatu yang baik adalah sesuatu yang membiarkan kita untuk berpikir dua kali. Agar kita tak salah langkah. Agar kita tak salah mengerti. Dan agar kita tak salah merasakannya.

Saya sudah mempunyai jawabannya. Dan mungkin ini termasuk kedalam pertanyaan yang akan menguap tak berbekas. Tapi semua pertanyaan akan bertemu kekasihnya-jawaban suatu saat. Cepat ataupun lambat.

"Jadi, kenapa dunia tak adil kepada mereka yang berkorban demi dunia yang tak dikenalnya dengan baik?"

"Karena adilnya dunia bukan adilnya manusia." - Green.

Komentar