Memang seharusnya semua
perasaan milik kita balik lagi ke kita. Seharusnya perasaan milik kita adalah
sebuah rahasia milik kita. Seharusnya pintu itu dikunci rapat-rapat dan jangan dibukakan
untuk siapapun. Karena itu lebih baik.
Milik pribadi haruslah tetap
menjadi milik pribadi. Jangan ceroboh merubahnya menjadi milik umum. Karena kau
tak tahu apa yang akan terjadi. Bisa saja lebih baik tapi kebanyakan menjadi
lebih buruk.
Perasaan setiap orang berbeda,
persis seperti manusia yang berbeda. Begitu pula cara masing-masing dari kita
merawatnya dengan berbeda. Cara mencintai perasaan masing-masing juga berbeda. Dan
tentu cara menanggapinya juga berbeda.
Ada kalanya memang kita
memerlukan orang lain. Bahkan tanpa kita sadari kita memerlukannya tiap saat.
Sebagai manusia yang hanya berdiri sendiri, tentu sulit untuk menggendong beban
perasaan yang bertumpuk sendiri. Tentu saja terkadang kita ingin meminta
seseorang untuk membantu kita.
Tetapi menggendong semuanya
sendiri lebih baik daripada meminta bantuan. Kita tahu dimana seharusnya letak
kotak-kotak perasaan itu. Tanpa perlu mendengar banyak kata dari orang lain.
Yang kadang kala kata-kata tersebut makin membuat kotak tersebut berat bukannya
ringan.
Namun setiap manusia akan
berada di titik terendahnya. Semua lem yang dilekatkan terhadap kerapuhan seakan-akan
mengalami masa kadaluarsa. Tembok yang sudah dibangun dengan proporsional,
harus mengalami keruntuhan sesaat. Kotak yang menyimpan semua retakan, bolong
sana sini.
Di saat inilah manusia
mencari kembali pegangannya, apapun itu. Yang mungkin bisa membantunya dan mengangkat
kotak itu bersama-sama. Tapi tak ayal, setelah kotak tersebut terasa ringan
banyak dari mereka yang menjatuhkan kotak ini. Kembali penyesalan akan
kecerobohan menyergap.
"Memang seharusnya milik
sendiri tetap menjadi milik sendiri" - Green.
Komentar
Posting Komentar